Home Sweet Home (part 2)


Dulu banget pernah ngepost dengan judul yang sama. Tapi dulu rumah yang kutempati bersama orangtuaku, kalau ini rumah yang kutempati bersama suami dan anak anakku.
Iya, tepatnya rumahnya suami yang dibuatkan orangtuanya dan aku hanya mengintil dari belakang 😂 simsalabim abrakadabra kurang lebih setahun rumah tersebut jadi ketika anakku yg pertama berumur setaunan.

Alhamdulillah tiap tahun dalam pernikahan ada saja rezekinya. Memang benar ya setelah pernikahan Insha Allah rezekinya ada. Kalau menilik ke belakang, tahun pertama 2016 akhir diberi hadiah kehamilan, tahun kedua 2017 September anakku yang pertama lahir, tahun ketiga 2018 Desember pindahan rumah, tahun keempat 2019 tepatnya September hamil anak kedua, tahun 2020 bulan Mei anakku kedua lahir, Masya Allah Alhamdulillah. Kalau ngomongin rezeki memang gak ada habisnya, tapi kadang manusianya aja yang lupa, hihi.

Yaps, balik lagi ke tema kali ini, jadi ceritanya rumah ini mungkin jadi jatahnya suami yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara dan rumah ini dibangun di samping rumah orangtuanya.

Gak sedikit orang yang berdecak kagum melihat aku dibangunkan rumah oleh mertua, padahal akunya biasa aja hehehe. Karena menurut pribadi aku, alhamdulillah lah sudah ada papan dan tugasku hanya menjaga dan merawat apa yang sudah diberikan. Dan ibarat kata, tinggal merawat membimbing dan membesarkan anak-anak.

Menghuni rumah yang notabene terdiri atas catur warga yang tinggal di dalamnya, positif negatif ya tapi banyakan positifnya. Dimana kamu bisa gerak bebas sesukamu, mau rumah berantakan ataupun mau rumah dibersihkan sampai kinclong pun gakkan ada yang komen hihi. Mau cucian piring dan pakaian kotorpun yang jumlahnya bejibun pun gakkan ada yang komen 😂




Komentar

Postingan Populer